Tips Menjaga Kesehatan Mental dari Kecanduan Gawai

Sumber Ilustrasi - Siloam Hospitals

Era revolusi industri 4.0 adalah awal dari perubahan paradigma konvensional yang selalu mengutamakan interaksi fisik. Era yang ditandai dengan dimulainya internet of things ini memulai sebuah revolusi besar di bidang digital dan berbagai perangkat kerja di decade sebelumnya. Bukan hanya peralihan cara operasional kerja yang dimulai, tapi juga tentang bagaimana mengefisienkan nilai produksi dengan kualitas yang tinggi, walau pada gilirannya industri teknologi pada era ini mengakibatkan peralihan metode kerja.

Perubahan cara kerja tentu mempengaruhi tentang bagaimana seorang melakukan tugas hariannya, adanya perangkat seperti ponsel pintar yang dapat mengoperasionalkan berbagai kebutuhan kerja harian dalam sebuah perangkat yang dapat dibawa kemanapun, di tas, di saku ataupun digenggam. Segala hal dapat dimasukan ke dalam genggaman tangan saja.

Namun, yang perlu kita ingat adalah tentang bagaimana kemudahan ini memiliki dampak buruk, terutama dalam masalah kesehatan mental kita. Kesehatan mental adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Dalam dunia modern, dunia medis mulai melihat adanya kebutuhan yang berkurang akibat kemudahan ini, salah satunya dalam aspek kesejahteraan mental dari manusia.

Kesejahteraan mental yang baik dapat berdampak positif pada berbagai aspek kehidupan, seperti hubungan interpersonal, pekerjaan, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Namun, dengan perkembangan teknologi yang pesat, kita sering kali melihat dampak yang kompleks terhadap kesehatan mental kita. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi bagaimana teknologi, terutama internet dan media sosial, memengaruhi kesehatan mental kita.

Media sosial adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern kita. Sebagian besar dari kita menghabiskan banyak waktu di platform seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok. Walau media sosial dapat membantu kita terhubung dengan orang lain, membagikan momen bahagia, dan memperluas wawasan, penggunaan yang berlebihan atau tidak sehat dari platform ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental. Efek kecanduan yang dihasilkannya membuat kita merasa perlu terus membuka gawai dan berinteraksi dengan orang-orang yang sebenarnya tidak secara langsung beriteraksi dengan kita, atau justru tidak pernah mengenal kita secara fisik.

Salah satu masalah utama adalah perbandingan sosial. Ketika kita melihat postingan orang lain yang tampaknya memiliki kehidupan yang sempurna, kita cenderung membandingkannya dengan kehidupan kita sendiri. Hal yang menjadi memicu perasaan rendah diri, cemburu, dan kecemasan sosial. Perbandingan ini seringkali tidak realistis karena orang cenderung membagikan momen terbaik dalam hidup mereka di media sosial.

Selain itu, media sosial juga dapat menjadi sumber stres dan tekanan. Terlalu banyak pemberitahuan dari notofikasi, komentar negatif, dan perdebatan online dapat meningkatkan tingkat tekanan yang dialami seseorang, atau bisa juga dinamakan stress. Orang sering merasa perlu untuk selalu online dan merespons pesan atau komentar, yang dapat mengganggu tidur dan relaksasi yang cukup.

Meskipun teknologi memberi kita akses tak terbatas ke informasi dan komunikasi, yang secara paradox memberikan dampak isolasi sosial secara tidak disadari. Keinginan kita untuk terlibat dalam berbagai respon di sosial media dan platform online membuat kita terputus dari dunia nyata yang sebenarnya nyata dan hadir di sekitar kita. Hal inilah yang menjadi memicu dari gejala kesepian dan perasaan depresi.

Salah satu dampak yang disebabkan oleh kecanduan ini ialah Kebiasaan mengecek pesan atau media sosial sebelum tidur juga dapat membuat kita terjaga lebih lama dan merasa lebih cemas. Ketika kita tidak mendapatkan tidur yang cukup, kita cenderung lebih mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi, dan lebih rentan terhadap gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi. Padahal, Kualitas tidur yang baik adalah faktor kunci dalam menjaga kesehatan mental yang optimal. Namun, teknologi, terutama perangkat elektronik seperti telepon pintar, tablet, dan komputer, dapat mengganggu pola tidur kita. Cahaya biru yang dihasilkan oleh perangkat teknologi mengganggu produksi hormon melatonin, yang mengatur siklus tidur. Menghabiskan terlalu banyak waktu di dunia maya dapat mengurangi interaksi sosial yang sehat, yang pada gilirannya dapat berdampak buruk pada kesehatan mental.

Bahkan, anak-anak dan remaja saat ini lebih sering menghabiskan waktunya di depan gawai ataupun layar computer. Kurang berinteraksi secara fisik dengan teman-teman mereka di dunia nyata, dan mengalami keterasingan yang disebabkan oleh kebiasannya ini. Walaupun di berbagai aplikasi menyediakan fitur komunikasi, namun kebutuhan akan interaksi yang hangat dengan mengedepankan empati dan afeksi bukanlah hal yang dapat ditampakan dari interaksi secara daring.

Di masa perkembangan interaksi antarpersonal adalah hal yang diperlukandalam membangun kualitas individu yang bermartabat dengan perasaan berharga. Kecanduan akan perangkat teknologi akan mengganggu perkembangan sosial dan emosional. Demikian, perlu kiranya kita untuk sesekali melepaskan diri dari perangkat teknologi guna menjaga kestabilan emosi, menciptakan kualitas komunikasi interpersonal yang baik dan mensejahterakan mental.

Teknologi memiliki dampak yang kompleks pada kesehatan mental kita. Sementara media sosial dan penggunaan berlebihan perangkat elektronik dapat memiliki dampak negatif, teknologi juga dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam perawatan kesehatan mental. Menggunakan teknologi dengan bijak adalah kunci untuk menjaga kesehatan mental yang optimal di era digital ini. Berikut beberapa tips untuk membantu Anda menggunakan teknologi dengan bijak:

1. Tetapkan batasan waktu harian atau mingguan untuk penggunaan media sosial dan perangkat elektronik. Hindari penggunaan berlebihan yang dapat mengganggu tidur dan interaksi sosial yang sehat.

2. Pilih untuk mengikuti akun-akun yang menyebarkan konten positif dan inspiratif di media sosial Anda. Hindari terlalu fokus pada perbandingan sosial yang tidak sehat.

3. Kalau kamu merasa cemas atau depresi, pertimbangkan untuk menggunakan aplikasi atau platform online yang dirancang khusus untuk membantu Anda mengatasi masalah tersebut.

4. Hindari penggunaan perangkat elektronik sebelum tidur, dan pastikan kamu memiliki rutinitas tidur yang teratur untuk menjaga kualitas tidur yang baik.

5. Luangkan waktu untuk berinteraksi secara fisik dengan teman dan keluarga. Jangan biarkan teknologi menggantikan kontak sosial yang nyata.

Penting bagi kita untuk menggunakan teknologi dengan bijak, mengatur batasan waktu, dan berinvestasi dalam kesehatan mental kita. Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat memanfaat. Sementara teknologi dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan mental kita, juga memiliki potensi untuk menjadi alat yang sangat efektif dalam perawatan dan manajemen gangguan mental.

Lebih baru Lebih lama